Senin, 13 Juni 2011

dasar sosiologi pendidikan

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan, teman sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Lingkungan  ini d publikasikan di ungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours Dephisophie positive karangan Augst comte (1798-1857) walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi di kenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat itu.
 Masyarakat adalah sekeompok mahkluk hidup yang mempunyai hubungan dengan yang lainnya atau saling bergantunag satu sama lainya yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, prilaku masyarakat dan prilaku social manusia dengan mengamati prilaku kelompok yang di bangunya sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan ke masyarakat yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum


B.     Ciri- ciri Dan Hakikat sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Empiris yaitu di dasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasil nya tidak bersifat spekulasi  ( menduga-duga)
b.      Teoritis yaitu selalu menyusun abstraksi dan hasil observasi.
c.       Komulatif  yaitu teori-teori sosiologi di bentuk berdasarkan teori yang ada, kemudian di perbaiki, di perluas dan di perhalus
d.      Nenosis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.
C.     Pengertian Pendidikan
W.J.S. Poerwadarmita (1986-702) dalam kamus besar bahasa Indonesia, memberikan penjelasan yang cukup memadai tentang makna pendidikan,yaitu sebagai berikut :
1.      Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan di beri awalan me-, menjadi mendidik, yaitu kata karja yag artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kellompok  orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, pendidikan yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan pelatihan.
2.      Rechey  dalam bukunya, planning for Teaching, an Intruduction menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut

Yhe term “ refers to the broad function  of preserving and improving the live of the group through bringing new members into is its shared concern. Education is thus a far broader process than that which ocuurs in schools. It is an essencial social activity by which communities continue to exist. In complex communities this function is specialized in formal education, but there is always the education outside  the school with wich the formal proces in related. Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari dari pemeliharaan dan perbeikan kehidupan suatu masyarakat, terutama untuk memperkenalkan warga masayarakat baru ( generasi muda) pada pengenalaan terhadap kewajiban dan tanggung jawab nya di tengah masyarkat jadi, jadi proses pendidikan jauh lebih luas ketimbang proses yang berlangsung di sekolah semata.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi,membina, membantu, serta membimbing seseorang mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.
Inti dari pendidiikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oeh dirinya sendiri . 
D.    Fungsi pendidikan
Hasan Langgulung (1980-23) mengatakan bahwa pendidikan memiliki empat macam fungsi, yaitu sebagai berikut :


1.      Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu
            pengetahuan kepada anak didik agar terbebas dari kebodohan.
2.      Fungsi pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses tranmisi ilmu pengetahuan.
3.      Fungsi penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang di yakini dengan pemahaman ilmiah.
4.      Fungsi Ibadah, sebagai pengabdian hamba kepada sang pencipta yang telah menganugrahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia.

E.     Definisi Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan memang merupakan di siplin ilmu yang relatife baru, berkembang di awal abad ke 20 dan mengalami hambatan dalam perkembangan, karena di anggap dapat di pelajari atau merupakan saah satu sub dalam pembahasan sosiologi. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesama manusia  (individu dan individu) dan antar individu dengan ide-ide sosial .
Pada dasarnya Sosiologi di bedakan menjadi dua yaitu sosiologi umum dan Sosiologi khusus .
Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-kultural, sedangkan sosiologi


khusus  yaitu pengkhususan sosiologi umum, yaitu menyelidiki sustu aspek kehidupan sosio cultural secara mendalam, misanya sosiologi masyarakat
desa,  sosiologi masyarakat kota, sosiologi agama, sosiologi hukum, sosioogi pendidikan dan sebagainya. Jadi sosiologi pendidikan merupakan sosiologi khusus.
           Beberapa devinisi sosiologi pendidikan menurut para ahli :
1.      F.G  Robbins, Sosiologi pendidikan merupakan sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan struktur mengandung pengerrtian teori dan filsapat pendidikan, system kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengan tata sosial masyarakat sedangkan Dinamika yakni proses sosial dan cultural. Proses perkembangan kepribadian dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
2.      H. P. Fairchild dalam bukunya “Dictionary of  Sosiology “ dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang di terapkan ntuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang pudamental. Jadi ia tergolong Applied sociology.
3.      Prof. Drs Nasution ,M.A, sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
4.      F.G. Roobbins dan brown sosiologi pendidikan adalah ilmu yang membicarkan  dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang

mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi
5.       pengalaman sosiologi pendidikan mempeajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
6.      E.G payne, sosiologi pendidikan adalah study yang konperenship tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang di terapkan.
7.      Drs.Ary H Gunawan, sosiologi pendidikan ialah ilmu pengetahuyn yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan anaisis atau pendekatan sosiologis.

F.      Aliran – Aliran pemikiran dalam sosiologi
1.      Struktural fungsional
          Aliran ini lahir di Amerika latin dan menyebabkan terbentuknya teori-teori (Dun can Mitchell, 1984:9). Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta / lebih atau fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan suatyang dapat di amati dan pada umumnya dapat di uji secara empiris bagi seseorang yang mempelajari sosiologi , maka teori-teori tersebut mempunyai beberapa kegunaan antara lain :
a.       Suatu  teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar dari pada hal-hal yang telah di ketahui dan di uji kebenarannya yang menyangkut obyek yang di pelajari sosiologi.
b.      Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan pada seseorang yang memperdalan pengetahuannya di bidang sosiologi.

c.       Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang di pelajari oleh sosiologi
(Soejono Soekanto, 1982;24)
2.      Aliran analitis
Aliran ini lebih mengarah kepada masalah-masalah yang praktis mengenai tradisi penelitian yang berangkat dari perspektif makro (kehidupan manusia dalam masyarakat secara umum ) yang melibatkan keteraturan pembangunan jangka panjang dan di sarankan atas gagasan dan paham ahlli-ahli sosiologi klasik. Karena sosiologi mempelajari peristiwa kehidupan masyarakat secara menyeluruh yaitu tidak hanya menyangkut struktur dan proses sosial secara obyektif melainkan juga menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti perekonomian, hukum dan lani-lain.
3.      Aliran Modernisasi
Aliran ini pada tahun 50 an dan 60 an mengalami zaman perkembangannya dan sosiologi terapan yang ada hubungannya dengan itu tidak mengenal spesialisasi regional, akan tetap lebih memusatkan perhatiannya kepada tingkat mikro (mempelajari masyarakat secara khusus) dan mencari keterangan untuk proses-proses jangka pendek dan menengah, sosiologi pembangunan ini berasal dari structural-fungsionalisme, dari perubahan sosial yang terjadi menimbulkan proses diferensiasi structural.


Diferensiasi adalah suatu proses dimana sebuah peranan atau organisasi pecah menjadi dua pecahan dan organisasi atau lebih, yang berfungsi lebih efektifdalam keadaan historis yang telah berubah seperti dalam pembagian kerja,
4.      Aliran positivistik / positivisme
Comte ialah pendiri sekaligus tokoh terpenting bagi positivistic, positivistic di sebut juga paham empirisme-kritis bahwa pengamatan dengan teori berjalan seiringnya
Positivistik menurut comte ialah suatu yang berguna untuk diketahui, lawan positivistik bukanlah suatu yang negatif melainkan spekulatif / Metafisika (Harry Hamersma, 1992;55).positivistik menganggap hukum di tentukan oleh pokok persoalannya.
G.    Tujuan Sosiologi Pendidikan
Fancis Broun mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoeh dan mengorganisasi pengalamannya.Sedang S.Nasution mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan kpribadian individu yang lebih baik. Dari kedua pengertian dan beberapa pengertan yang telah di kemukakan dapat di sebutkan beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan yaitu sebagai berikut :

a)      Sosiologi pendidikan bertujuan menganaisis proses sosialisasi anak , baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus di perhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak, misalnya anak yang terdidik baik dalam keluarga yang religius setelah dewasa / tua akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
b)      Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak orang atau pakar beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat karena dengan memiliki ijazas yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi.
c)      Sosioogi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu pendidikan dalam masyarakat sering di sesuaikan dengan dengan tingkatan daerah dimana pendidikan lembaga itu berada. Misal perguruan tinggi bisa di dirikan di tingkat provinsi/ minimal kabupaten
d)     Sosial pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik / berpendidikan dalam kegiatan sosial / peranan/aktivitas warga yang berkependidikan atau intelektual sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Seharusnya warga yang berkependidikan tidak segan-segan berpartisivasi aktif dalam kegiatan sosial
terutamadalam memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat, ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup sosial.
e)      Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat di pulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut seperti di Indonesia pancasia sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa, indonesia hrus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan nasional serta tujuan pendidikan lainnya.
Menurut E.G. prayne, sosiologi pendidikan bertujuan  untuk memberi kepada guru-guru (termasuk para peniliti dan siapapun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan-latihan yang efektif  dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan  sumbangannya secara cepat dan tepat kepadamasalah pendidikan.


 DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ahmad, Beni Saebani,M.Si.2009. ILMU PENDIDIKAN ISLAM.                  BANDUNG: Pustaka Setia
        Sugiarti,Amiek ,S.pd.2006. SOSIOLOGI. BANDUNG : Haka MJ
       (http://bunurjanah.blogspot.com/2008/06/sejarah-dan-aliran-besar-                    dalam.html)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar